Ki H. Anom Suroto - Abiyasa Lahir
Ki H. Anom Suroto - Abiyasa Lahir
Prabu Dirgabahu, raja Wirata betul-betul
merasa masygul karena putri satu-satunya, Dewi Durgandini menderita
penyakit aneh yang belum tersembuhkan. Kendati berparas cantik, tubuh
Durgandini mengeluarkan aroma amis yang tercium hingga 10 yojana.
Berbagai upaya telah ditempuh namun belum juga membuahkan hasil, hingga
Durgandini dijuluki Dewi Rara Amis.
Diluar dugaan, keadaan Durgandini yang
seperti itu tidak menyurutkan para raja maupun putra raja dari berbagai
negara untuk mempersunting Dewi Durgandini. Hal ini diketahui setelah
putra Prabu Dirgabahu yaitu Raden Durgandana melaporkan bahwa dirinya
telah menerima lamaran dari 999 raja maupun putra raja dari berbagai
penjuru dunia.
Untuk menghindari perselisihan antar para pelamar diputuskan bahwa calon suami Durgandini akan ditetapkan melalui sayembara pilih.
Prabu Dirgabahu akan mempersiapkan panggung dan akan mendudukkan
Durgandini diatas panggung itu. Untuk selanjutnya, Durgandinilah yang
diberikan purba wasesa untuk memilih calon suaminya.
Sementara itu, kahyangan Jonggringsaloka
geger dipengaruhi oleh bertapanya Raden Palasara yang menginginkan
Batari Rukmawati salah satu bidadari kayangan yang juga guru Palsara
untuk menjadi isterinya. Para dewa kewalahan untuk membangunkan semedi
Palsara, bahkan dengan cara kekerasan sekalipun. Alhasil diambil
kebijakan oleh Sanghyang Guru agar Batari Rukmawati menitis kepada Dewi
Durgandini.
Dalam perjalanannya, Palasara bertemu
dengan Durgandini dan berhasil menyembuhkan penyakit amis yang
dideritanya dan bahkan mampu merubah aroma tubuh Durgandini menjadi
harum wangi yang tercium sampai 100 yojana. Lebih dari itu, Palasara
kemudian memperisteri Durgandini. Dari perkawinan tu, lahir 2 orang
anak laki-laki dampit yang kemudian diberi nama Seta dan Abiyasa.
Selanjunya dengan kesaktiannya, Palasara berhasil menciptkan sebuah
kerajan yang diberi nama Gajahoya.
Pada saat bersamaan Raden Durgandana
datang dengan membawa perintah dari Prabu Dirgabahu agar Dewi Durgandini
pulang ke Wirata untuk menggelar sayembara pilih karena sang Prabu
tidak ingin mengecewakan para raja yang berniat melamar Durgandini.
Semula durgandini menolak karena dirinya sudah menikah dengan Palasara.
Akan tetapi untuk menjaga wibawa Prabu Dirgabahu, Palasara meminta
Durgandini untuk pulang dan menjalankan titah ayahandanya, dengan pesan
agar nantinya dia tidak akan menjatuhkan pilihan sebelum Palasara datang
untuk ikut sayembara. Palasara akan datang dengan membawa anaknya,
Abiyasa.
Alkisah, setelah turun tahta Prabu
Sentanu tinggal di pertapaan bersama dengan Raden Dewabrata, hasil
perkawinannya dengan Dewi Amba. Sejak ditinggal ibundanya, Dewabrata
kecil tak henti-hentinya menangis menanyakan ibunya. Karena itulah,
Sentanu bermaksud mengikuti sayembara pilih di Kerajaan Wirata dengan
harapan bisa mendapatkan ibu bagi anaknya, Dewabrata. Maka berangkatlah
mereka ke Wirata untuk mengikuti sayembara.
Dewi Durgandini memenuhi pesan Palasara
untuk tidak menjatuhkan pilihan dan turun panggung jika Palsara bersama
Abiyasa belum datang. Dia telah menolak sekian banyak pelamar sambil
menanti kedatangan Palasara dan Abiyasa. Pada saat itulah Sentanu dan
Dewabrata datang untuk mengikuti sayembara. Karena Wajah Sentanu yang
mirip Palasara dan kedatangannya yang menggandeng seorang anak, maka tak
syak lagi hati Durgandini. Dia segera turun panggung dan menjatuhkan
pilihan pada lelaki yang baru saja datang dengan mengajak anaknya
tersebut.
Nasi telah menjadi bubur dan tak pantas
bagi Durgandini untuk mencabut keputusannnya kendati pada kenyataannya
dia salah dalam menjatuhkan pilihan. Dia telah menjatuhkan pilihan
kepada Sentanu dan bukan kepada Palasara yang datang belekangan.
Bagaimana nasib Palsara selanjutnya dan
bagaimana pula dengan Abiyasa berikut Kerajaan Gajahoya? Dalam cerita
Mahabara versi Pustaka Rajapurwa muncul pula tokoh benama Rupakeca dan
Kecakarupa serta Rajamala. Siapa mereka dan bagaimana namanya terangka
dalam lakon ini?
Dengan hasil riping yang ala kadarnya
karena pita kaset aslinya yang putus disana-sini, kami telah berusaha
untuk mengkonvert dalam bentuk digital yang tentusaja jauh dari sempurna
guna kami peresembahkan kepada anda untuk melengkapi referensi anda
tentang audio wayang kulit mendampingi koleksi anda oleh dalang-dalang
lain yang telah pula membawakannya, semoga bermanfaat.
Title: Ki H. Anom Suroto - Abiyasa Lahir
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono