Ekonomi Mikro Vs Makro
PERBEDAAN EKONOMI MIKRO
DAN EKONOMI MAKRO
Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Usnan
Disusun Oleh :
MARTONO (132211123)
MUH
MULTAZAM (132211124)
GALIH
SAPUTRI (132211163)
ANICHA
ISYAH (132211164)
JURUSAN MANAJEMEN
SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2014 / 2015
PENDAHULUAN
Teori ekonomi
disebut juga ekonomika. Ada dua macam dari ekonomika yaitu ekonomika mikro dan
ekonomika makro. Ekonomika mikro membicarakan unit-unit seperti perusahaan dan rumah
tangga, misalnya bagaimana suatu rumah tangga mengalokasikan pendapatannya
untuk membeli barang dan jasa yang bermacam-macam. Ekonomika mikro juga
membicarakan tentang penentuan tingkat produksi suatu perusahaan agar
keuntungan yang diperolehnya ada pada tingkat maksimal. Paling luas ekonomika
mikro ini membicarakan tentang industri yaitu kumpulan dari
perusahaan-perusahaan. Sebagai contoh lain misalnya jika permintaan terhadap
suatu hasil industri meningkat maka ekonomika mikro mencoba mencari dampak dari
kenaikan produksi itu terhadap tingkat harga pokok yang dihasilkannya.[1]
Sebaliknya
ekonomika makro membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan dan
mengabaikan unit-unit individu serta masalah- masalah yang dihadapinya. Dengan
memusatkan perhatian terhadap perekonomian secara keseluruhan, ekonomi makro
memperhatikan tentang produksi secara keseluruhan (total output) dan tingkat
harga umum. Jadi ekonomi makro membicarakan tingkah laku perekonomian secara
keseluruhan. Dalam mempelajari prestasi perekonomian secara keseluruhan
ekonomika makro memusatkan perhatian pada kebijakan ekonomi dan variable
kebijakan yang mempengaruhi prestasi tersebut. Singkatnya, ekonomika makro
membicarakan isu-isu ekonomi utama dan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.[2]
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Munculnya Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
1.
Sejarah Munculnya Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli ekonomi klasik
pada abad ke-18 dan ke-19, seperti Adam Smith dan David Ricardo yang
selanjutnya dikembangkan oleh Marcell dan Piegoo. Untuk menyusun teorinya, para
ahli ekonomi klasik mengacu pada anggapan-anggapan tertentu, antara lain:
a.
Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomi rasional, yaitu para
konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang
dan jasa yang dikonsumsi, sedangkan produsen selalu berusaha untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal
b.
Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang lengkap atas segala
sesuatu yang terjadi dipasar
c.
Tingkat mobilitas tinggi sehingga para ahli ekonomi dapat segera
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dipasar.
Berdasarkan anggapan-anggapan diatas para ahli ekonomi klasik
berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berlangsung secara efisien,
pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan kesempatan kerja penuh akan
tercapai. Ekonomi mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi
dari unit- unit ekonomi individual.[3]
2.
Sejarah munculnya Ekonomi Makro
Sebelum tahun 1930-an ekonomi mikro khususnya teori harga banyak
menyerap perhatian ahli-ahli ekonomi. Para ahli ekonomi klasik beranggapan
bahwa full employment atau kesempatan kerja penuh selalu dapat dicapai sehinnga
orang tidak banyak memperhatikan ekonomika makro. Yang mereka perhatikan ialah
bagaimana agar perusahaan mendapat laba yang banyak, berapa produksi yang
dihasilkan, berapa harganya, bagaiamana menentukan harga faktor produksi dan
sebagainya. Jika kesempatan kerja penuh selalu ada, maka boleh dikatakan
produksipun konstan atau tidak banyak berubah, khususnya dalam jangka pendek.
Jika produksi total atau nasional konstan, maka berarti ahli-ahli ekonomi hanya
memusatkan perhatiannya pada aspek mikro dari perekonomian.
Namun ternyata pada tahun 1930-an terdapat dua kejadian penting.
Yang pertama timbulnya depresi besar, yaitu keadaan dimana tingkat harga umum
turun terus dan banyak pengangguran. Ini membuktiakn bahwa anggapan tentang full
employment dan tingkat produksi yang konstan itu tidak benar. Jadi dengan
depresi besar pada tahun 1930-an itu menyangkal anggapan bahwa selalu ada
kesempatan kerja penuh dan tingkat produksi yang tetap. Dengan alasan tersebut,
maka para ahli ekonomi mulai melihat pentingnya kekuatan-kekuatan yang
menentukan tinggi rendahnya tingkat kesempatan kerja dan tingkat produksi
nasional.
Kejadian yang kedua yaitu, munculnya buku yang ditulis oleh John
Maynard Keynes yang berjudul “The General Theory Of Employment, Interest and
Money”. Dalam buku ini Keynes menyajikan suatu teori yang menunjukkan bahwa
pengangguran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas. Akhirnya banyak ahli ekonomi
yang menerima pendapat Keynes.[4]
B.
Tujuan Kebijakan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Kebijakan
ekonomi ialah kebijakan yang mengacu pada tindakan kebijakan pemerintah dalam
mengambil keputusan dibidang ekonomi. Tujuan pemerintah menetapkan kebijakan
ekonomi adalah untuk mengatasi masalah perekonomian. Kebijakan ekonomi tersebut
bisa digunakan untuk menetapkan sistem perpajakan, suku bunga, anggaran
pemerintah dan sebagainya.[5]
1.
Kebijakan Mikro
Adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan
tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan atau sektor dan wilayah mana perusahaan
tersebut beroperasi. Kebijakan ekonomi mikro lebih didominasi oleh pembangunan
infrastuktur. Dengan infrastruktur yang baik, maka arus modal dan barang pasti
akan lancar.
2.
Kebijakan makro
Adalah kebijakan pemerintah yang mencakup semua aspek ekonomi pada
tingkat nasional. Ada beberapa contoh kebijakan ekonomi makro, yaitu kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan
untuk menjaga stabilitas harga didalam negeri dan nilai tukar uang di dalam
negeri terhadap mata uang asing. Sedangkan kebijakan fiskal adalah kebijakan
untuk mengurangi tingkat inflasi yang cenderung meningkat.
Para ahli ekonomi seringhkali menyatakan bahwa tujuan utama
perekonomian makro ada 4 macam yaitu:[6]
a.
Mencapai dan mempertahankan kesempatan kerja penuh (full
employment)
b.
Mempertahankan stabilitas harga
c.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan pendapatan nasional)
d.
Mencapai keseimbangan neraca pembayaran internasional
C.
Teori Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi
1.
Teori mikro ekonomi
Teori mikro ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi kecil yang
menerangkan arti teori mikro ekonomi dengan menterjemahkan masing-masing
perkataan. Dalam istilah tersebut tidak akan memberikan penerangan yang tepat
mengenai arti dari konsep mikro ekonomi. Arti yang sebenarnya hanya akan dapat
dilihat dari corak dan ruang lingkup analisis yang terdapat dalam teori
tersebut. Berdasarkan kepada pola dan ruang lingkup analisisnya, teori mikro
ekonomi dapat didefinisikan sebagai satu bidang studi dalam ilmu ekonomi
yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
perekonomian.
Isu pokok yang dianalisis dalam teori mikro ekonomi adalah bagaiamanakah
caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien
agar kemakmuran masyarakat dapat
dimaksimalkan?. Analisis seperti ini dibuat berdasarkan kepada pemikiran
bahwa kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan kemampuan
faktor faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan masyarakat adalah terbatas. Berdasarkan kepada kedua pemikiran
ini, teori mikro ekonomi bertitik tolak kepada pemisalan bahwa faktor produksi
yang tersedia selalu sepenuhnya digunakan. Keadaan ini mendorong masyarakat
untuk memikirkan cara-cara yang paling efisien dalam menggunakan faktor-faktor
produksi yang tersedia.
Dalam teori mikro ekonomi, masalah diatas dibagi menjadi 3
persoalan yaitu:[7]
a.
Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang perlu diproduksikan?
b.
Bagaiamanakah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat akan
dihasilkan?
c.
Untuk siapakah barang dan jasa perlu dihasilkan?
Aspek
yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro diantaranya yaitu:[8]
a.
Interaksi di pasar barang
Dalam teori ekonomi, pasar adalah suatu institusi, yang pada
umumnya tidak wujud secara fisik yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu
barang. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli yang berlaku dalam pasar
akan dapat ditentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
b.
Tingkah laku penjual dan pembeli
Dalam analisis ini, teori mikro ekonomi bertitik tolak dari dua
pemisalan. Pemisalan yang pertama adalah para pembeli dan penjual menjalankan
kegiatan ekonomi secara rasional. Pemisalan kedua adalah para pembeli berusaha
memaksimum kepuasan yang mungkin dinikamatinya, sedangkan para penjual berusaha
memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya.
c.
Interaksi di pasaran faktor produksi
Aspek penting lain yang dianalisis teori mikro ekonomi adalah
interaksi penjual dan pembeli di pasaran faktor-faktor produksi. Setiap individu
menawarkan faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan
tersebut selanjutnya akan digunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka
butuhkan. Sebaliknya, penjual membutuhkan faktor produksi untuk memproduksi
barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor
produksi.
2.
Teori Makro Ekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua
bentuk, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Salah satu aspek yang membedakan teori mikro
ekonomi dengan makro ekonomi adalah corak dari setiap analisis yang dibuat.
Analisis-analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi yang
dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.[9]
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan
kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak memperhatikan
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam
menganalisis kegiatan pembeli (dalam makro ekonomi mereka dinamakan sebagai
konsumen) yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pemebeli
tetapi keseluruhan pembeli yang ada dalam perekonomian. Begitupula, dalam
menganalisis tingkah laku produsen, yang diamati bukanlah kegiatan seorang
produsen tetapi kegiatan keseluruhan produsen dalam perekonomian.[10]
Analisis teori makro ekonomi dapat dikategorikan sebagai berikut yaitu:[11]
a.
Masalah pengangguran dan inflasi
Pada umumnya pengeluaran agregat yang sebenarnya adalah lebih
rendah daripada yang diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Keadaan
seperti ini akan menimbulkan pengangguran. Adakalanya permintaan agregat
melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksi barang dan jasa. Keadaan ini
menyebabkan kenaikan harga atau inflasi.
b.
Peranan kebijaksanaan pemerintah
Penjelasan tentang langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi
masalah pengangguran dan inflasi merupakan aspek penting lainnya dalam
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi dibedakan kepada dua bentuk
kebijakan, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal
adalah upaya pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya
dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Kebijakan
moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang dalam
perekonomian atau suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian
yang dihadapi.
D.
Masalah Pokok Yang dibicarakan dalam Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro
Teori ekonomi
secara umum dikembangkan kearah dua jurusan, yakni menuju ke analisa mikro dan
analisa makro.
1.
Ekonomi Mikro
Analisa teori ekonomi mikro membahas tentang perilaku agen ekonomi
yang kecil, yaitu konsumen secara individual atau sebuah perusahaan.
2.
Ekonomi Makro
Analisa makro membahas perilaku Negara, masyarakat atau kelompok
masyarakat. Variable yang dibahas antara lain adalah pendapatan nasional,
kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, anggaran pemerintah, dan sebagainya.
Karena perbedaan masalah pokok yang dibicarakan, maka sekilas teori
ekonomi makro dan teori ekonomi mikro nampak merupakan dua bagian yang
terpisah. Bagian makro kemudian diberi istilah teori pendapatan masyarakat,
sedangkan bagian mikro dinamai teori harga. Tetapi pada hahikatnya keduanya
saling berkaitan erat satu sama lainya. Teori konsumsi masyarakat yang dibahas
pada teori makro misalnya, merupakan agregasi dari perilaku konsumen secara
individual yang diulas dalam teori mikro. Sedangkan sistem perpajakan
masyarakat yang dibahas oleh teori makro akan sngat mempengaruhi pengambilan
keputusan mengenai harga dan kuantitas barang yang diproduksi oleh sebuah
perusahaan[12].
PENUTUP
Teori ekonomi
mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli ekonomi klasik pada abad ke-18 dan
ke-19, seperti Adam Smith dan David Ricardo yang selanjutnya dikembangkan oleh
Marcell dan Piegoo. Sebelum tahun 1930-an ekonomi mikro khususnya teori harga
banyak menyerap perhatian ahli-ahli ekonomi. Para ahli ekonomi klasik
beranggapan bahwa full employment atau kesempatan kerja penuh selalu
dapat dicapai sehinnga orang tidak banyak memperhatikan ekonomika makro.
Tujuan
Kebijakan Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro. Kebijakan ekonomi ialah kebijakan yang mengacu pada tindakan
kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang ekonomi. Tujuan
pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi adalah untuk mengatasi masalah
perekonomian. Kebijakan ekonomi tersebut bisa digunakan untuk menetapkan sistem
perpajakan, suku bunga, anggaran pemerintah dan sebagainya. . Kebijakan ekonomi
mikro lebih didominasi oleh pembangunan infrastuktur. Dengan infrastruktur yang
baik, maka arus modal dan barang pasti akan lancar. Ada beberapa contoh
kebijakan ekonomi makro, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
DAFTAR PUSTAKA
Ekonomikelasx.blogspot.com,
diakses tanggal 8 oktober 2014 jam 21.16
Hadisasrawan.blogspot.com//
kebijakan-pemerintah// diakses tanggal 8 Oktober 2014. Jam 21.57
Sudarsono.
1986. Materi Pokok Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: karunika
Sukirno,
Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawalipres
Sukirno,
Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suparmoko. 2000. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta: BPFE
[7] Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2011), h. 21-22
[9]Sadono sukirno,
Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: rajawalipres, 2006) , h.4
[10]Sadono Sukirno,
Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), h. 23
[11] Ibid, h. 24
[12]Sudarsono, Materi
Pokok Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta, karunika,1986), h. 3
Title: Ekonomi Mikro Vs Makro
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono