KI Narto Sabdho – Wahyu Makutharama

Selain Wahyu Tohjali, Wahyu Makutharama adalah salah satu lakon wahyu yang cukup popular dan banyak dipentaskan.  Lakon ini diminati banyak orang karena memiliki nilai filosofis yang tinggi, disamping menarik secara historis.  Setahun lalu saya pernah memposting lakon yang sama dengan dalang Ki H Anom Soeroto namun demikian karena menarik, lakon ini saya upload lagi.  Kali ini dibawakan oleh Ki Narto Sabdho.
Bagi telinga anak-anak kita, barangkali life show terasa agak “menjengkelkan”.  Betapa tidak? Ketika talu dan jejer suara anak-anak bermain sambil nonton wayang sangat mendominasi.  Tak hanya itu, suara feedback dari sound system jadul yang ngang-nging mengalahkan suara gender dan rebab yang cuma sayup-sayup.   Teriakan khas nakak-anak yang terekam tadi mengingatkan saya ketika nonoton wayang 30 tahun yang lalu. Tapi tenang saja, setelah limbukan sebagian besar dari mereka sudah akan tertidur beralaskan jerami disela-sela gamelan.  Rekaman akan terlihat lebih jernih.  Maka mendengarkan lakon yang kali ini saya unggah jangan hanya dengan telinga saja, pakailah hati :)
Wahyu Makutharama, personifikasi dari kenteraman, sebuah anugerah Tuhan yang merupakan muara dari kehidupan.  Ya, apalagi yang dicari dalam kehidupan ini selain ketenteraman.  Kekayaan, kekuasaan dan kehebatan phisik tak lagi ada artinya apabila ketenteraman tak pernah singgah di hatinya.  Maka ketika ada isyarat dari dewa akan turunnya Wahyu Makutharama, membangkitkan semua orang untuk bisa mendapatkannya.
Prabu Duryudana sungguh merasa bersemangat, ketika mendapatkan “wangsit” lewat mimpinya, bahwa dewa akan menurunkan Wahyu Makutharama.  Wahyu katentreman yang akan menjadikan siapa saja merasa tentram dan lestari memegang kekuasaan apabila mendapatkannya. Tak hanya itu, Duryudana juga mendapatkan isyarat tentang tempat dimana wahyu itu akan diturunkan.  Masalahnya hanyalah waktu.  Oleh karenanya dia bertekad untuk nggayuh Wahyu Makutharama, demi melanggengkan kekuasaan yang saat ini sudah ditangannya.
Upaya ini ditentang oleh Pandhita Durna.  Duryudana adalah raja besar yang memiliki kekuasaan tanpa batas yang memungkinkan untuk melakukan hamper semua hal, termasuk mendapatkan wahyu Makutharama.  Dia mengusulkan agar Adipati Karna mewakili untuk ke Gunung Kutharunggu menantgi turunnya wahyu Makutharama.
Sekali lagi, Ki Nartosabdo memberikan ilustrasi betapa besar loyalitas seorang Adipati Karna.  Sebagai ksatria yang ditubuhnya mengalir darah dewi kunthi, karna faham betul betapa sangat tidak mungkin mendapatkan anugerah tuhan dengan cara mewakilkan kepada orang lain, meski dia seorang raja.  Dalam kapasitasnya sebagai nayaka praja, dia sudah menyampaikan hal ini kepada Duryudana,. Tetapi atas bujukan Sakuni dan Durna, Duryudana tetap pada pendiriannya untuk mewakilkan Adipati Karna melacak dan mendapatkan Wahyu Makutharama.  Sebagai seorang prajurit yang menjunjung tinggi loyalitas kepada pimpinan, Karna tetap berangkat dan melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh kendati dia sangsi akan keberhasilannya.
Kesungguhan Adipati Karna ini tidak hanya semu dan pura-pura belaka.  Dia menunjukkan kesetiaan seorang prajurit kepada rajanya dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.  Tak tanggung-tanggung, dia harus berhadapan dengan Hanoman dan kehilangan pusaka andalannya, Kunta Druwasa / Wijayandanu hanya untuk memenuhi harapan dan menjunjung tinggi titah Duryudana.  Padahal sema tahu, bahwa Kunta Druwasa adalah pusaka sakti yang tidak akan digunakan sebelum pereng Baratayudha.
Disamping, nilai-nilai kesetiaan, kesungguhan, dan komitment dalam lakon Wahyu Makhutharama yang direkam dari pertunjukan langsung disalah seorang “pengrawit” yang kebetulan juga seorang kepala desa, Ki Narto Sabdo tidak pernah lupa memberikan wewarah budi luhur yang selalu aktual sampai kapanpun.  Tidak ketinggalan serba sekilas tentang pengetahuan musik, gendhing dan paramasastra.
Nah, Selamat “menonton’ pertunjukan wayang dengan dalang KI Narto Sabdo dengan cerita Wahyu Makhutharama. Disini.
Title: KI Narto Sabdho – Wahyu Makutharama
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono