KI Narto Sabdho – Wahyu Makutharama
Wahyu Makutharama, personifikasi dari
kenteraman, sebuah anugerah Tuhan yang merupakan muara dari kehidupan.
Ya, apalagi yang dicari dalam kehidupan ini selain ketenteraman.
Kekayaan, kekuasaan dan kehebatan phisik tak lagi ada artinya apabila
ketenteraman tak pernah singgah di hatinya. Maka ketika ada isyarat
dari dewa akan turunnya Wahyu Makutharama, membangkitkan semua orang
untuk bisa mendapatkannya.
Prabu Duryudana sungguh merasa
bersemangat, ketika mendapatkan “wangsit” lewat mimpinya, bahwa dewa
akan menurunkan Wahyu Makutharama. Wahyu katentreman yang akan
menjadikan siapa saja merasa tentram dan lestari memegang kekuasaan
apabila mendapatkannya. Tak hanya itu, Duryudana juga mendapatkan
isyarat tentang tempat dimana wahyu itu akan diturunkan. Masalahnya
hanyalah waktu. Oleh karenanya dia bertekad untuk nggayuh Wahyu Makutharama, demi melanggengkan kekuasaan yang saat ini sudah ditangannya.
Sekali lagi, Ki Nartosabdo memberikan
ilustrasi betapa besar loyalitas seorang Adipati Karna. Sebagai ksatria
yang ditubuhnya mengalir darah dewi kunthi, karna faham betul betapa
sangat tidak mungkin mendapatkan anugerah tuhan dengan cara mewakilkan
kepada orang lain, meski dia seorang raja. Dalam kapasitasnya sebagai
nayaka praja, dia sudah menyampaikan hal ini kepada Duryudana,. Tetapi
atas bujukan Sakuni dan Durna, Duryudana tetap pada pendiriannya untuk
mewakilkan Adipati Karna melacak dan mendapatkan Wahyu Makutharama.
Sebagai seorang prajurit yang menjunjung tinggi loyalitas kepada
pimpinan, Karna tetap berangkat dan melaksanakan tugas dengan
sungguh-sungguh kendati dia sangsi akan keberhasilannya.
Kesungguhan Adipati Karna ini tidak hanya
semu dan pura-pura belaka. Dia menunjukkan kesetiaan seorang prajurit
kepada rajanya dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Tak
tanggung-tanggung, dia harus berhadapan dengan Hanoman dan kehilangan
pusaka andalannya, Kunta Druwasa / Wijayandanu hanya
untuk memenuhi harapan dan menjunjung tinggi titah Duryudana. Padahal
sema tahu, bahwa Kunta Druwasa adalah pusaka sakti yang tidak akan
digunakan sebelum pereng Baratayudha.
Disamping, nilai-nilai kesetiaan,
kesungguhan, dan komitment dalam lakon Wahyu Makhutharama yang direkam
dari pertunjukan langsung disalah seorang “pengrawit” yang kebetulan
juga seorang kepala desa, Ki Narto Sabdo tidak pernah lupa memberikan wewarah budi luhur yang selalu aktual sampai kapanpun. Tidak ketinggalan serba sekilas tentang pengetahuan musik, gendhing dan paramasastra.
Nah, Selamat “menonton’ pertunjukan wayang dengan dalang KI Narto Sabdo dengan cerita Wahyu Makhutharama. Disini.
Title: KI Narto Sabdho – Wahyu Makutharama
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono