MP3 Wayang Kulit KI Narto Sabdho – Ramayana I (Sri Rama Lahir)

Sulit rasanya membuat synopsis lakon wayang yang dibawakan oleh Ki Nartosabdo.  Bukan pada jalan cerita, tetapi lebih pada darimana synopsis ini harus dimulai.  Dari cerita, mudah ditebak.  Kelahiran Sri Rama dalam rangkain epos besar Ramayana bukanlah cerita yang asing bagi anda. Bahkan jalan panjang Sri Rama sejak lahir, menikah dengan Dewi Shinta, dibuang ke hutan, Penculikan Shinta oleh Rahwana sampai Brubuh Alengka adalah cerita yang pasti sudah melekat dihati dan fikiran anda.  Tetapi menggelar cerita (semacam) banjaran sejak sebelum kelahiran Raden Rama sampai pembuangannya ke hutan, bukanlah kerja gampang.  Tapi begitulah Ki Nartosabdho.  Beliau tidak kehabisan cara untuk membuat cerita menjadi sedemikian menarik.  Belum lagi, banyaknya wewarah yang diberikan sang maestro hampir disepanjang cerita, sungguh merupakan karya brilliant yang layak diapresiasi.
Oleh karena itu, sengaja saya hanya akan mengulangi cerita kelahiran Sri Rama tersebut sebatas kemampuan saya.  Permohonan maaf perlu saya sampaikan jika ternyata dengan cerita ini justru akan mengecilkan keindahan cerita ini.
Dimulai dengan pasewakan agung Negara Ayodya. Prabu Sri Dasarata tengah tedhak siniwaka dihadap oleh para  nayakapraja diantaranya Patih Tamenggita dan Resi Wasista.  Nampak sang prabu tengan dirundung badra wirawan. Badra berarti rembulan dan wirawan berarti mendung.  Ibarat rembulan tertutup mendung Prabu Dasarata tengah dilanda kesedihan mendalam.  Kesedihan Sang Prabu ini disebabkan tak lain karena hingga saat ini beliau tak juga dianugerahi keturunan kendati telah mempunyai 3 orang isteri, semantara usia beliau semakin senja.  Siapa nanti yang akan meneruskan sejarah memegang kekuasaan di Ayodya adalah alasan utama kenapa Prabu Dasarata merasa sedih.
Ketika hal ini diungkapkan kepada Patih Tamenggita dan Resi Wasista, kedua nayaka andalan Ayodya ini, menyarankan agar Sang Prabu menenangkan diri, bertapa memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar segera diberikan putera dari ketiga permaisurinya.  Dilain fihak, ada sesuatu yang menarik untuk diceritakan adalah hubungan antara ketiga permaisuri Prabu Dasarata.  Isteri pertama Sang Dasarata adalah Dewi Sukasalya atau Dewi Ragu yang adalah isteri Begawan Rawatmaja yang tewas ditangan Prabu Dasamuka. Isteri kedua adalah Dewi Kekeyi.  Sedangkan Isteri ketiga adalah Dewi Sumitra.  Kendati dari luar nampak harmonis, tetapi pada dasarnya hubungan ketiganya sungguh jauh dari anggapan itu.  Terlebih Dewi Kekeyi yang memang memiliki watak kurang terpuji.
Terkabul permohonan prabu Dasarata. Setelah melakukan semedi Dewi Sukasalya atau Dewi Ragu mengandung.  Pada waktunya sang bayi lahir laki-laki, diberi nama Raden Regawa atau Raden Rama.  Begitu sayangnya Sang Prabu pada putera pertamanya sampai-sampai dia telah dibuatkan taman yang indah untuk menyenangkan calon putera mahkota itu.
Dewi Kekeyi merasa tidak suka atas kelahiran Regawa. Dia yang pada dasarnya memiliki watak iri dan dengki merasa tidak mendapatkan perhatian dari Sang Prabu atas lahirnya bayi yang lahir dari rahim Dewi Ragu. Dia berupaya sekuat tenaga untuk senantiasa untuk mendekati Sri Dasarata dan memohon agar jika pada saatnya dia berhasil mengandung putera Dasarata, nantinya diangkat menjadi Raja Ayodya.  Terbawa rasa cintanya yang begitu besar kepada Dewi Kekeyi,  Dasarata mengabulkan permohonan permaisuri yang iri hati ini.  Keputusan Dasarata inilah yang nantinya akan memicu permasalahn besar di Ayodyapala karena tak lama setelah itu Dewi Kekeyi mengandung.  Pada saatnya dari rahimnya lahir bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Barata.
Sungguh kenikmatan luar biasa dirasakan Prabu Dasarata.  Setelah sekian lama belum memiliki keturunan sekarang dua isterinya sudah melahirkan puteranya.  Kebahagiaan Raja Ayodyapala ini seakan sempurna, disaat isteri ketiganya yaitu Dewi Sumitra juga telah melahirkan putera laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Lesmana Widagda atau Raden Sumitra Tanaya.  Tak hanya itu, dua tahun kemudia Dewi Sumitra melahirkan lagi seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Satrugena.
Singkat cerita, keempat putera Dasarata telah dewasa.  Mereka tumbuh sebagai anak yang cerdas, sakti mandraguna dan berbudi pekerti luhur.  Hal inilah yang semakin membesarkan hati Prabu Dasarata. Sampai pada suatu hari, disaat pasewakan agung Negara Ayodya yang dihadiri oleh para priyagung dan para putera, datang seorang pertapa dari Hutan Dandaka yaitu Begawan Yogiswara dan Begawan Mitra.  Kedatangan mereka terdorong oleh adanya kerusuhan yang terjadi di desa sekitar Hutan Dandaka akibat tingkah para raksasa anak buah Prabu Dasamuka dari Alengka.
Sadar sebagai raja yang harus melindungi negaranya dari ancaman, maka Prabu Dasarata memerintahkan Prabu Rama dan Raden Lesmana untuk menuju ke Hutan Dandaka guna memusnahkan para perusuh yang mengganggu ketenteraman Negara Ayodya tersebut.
Dari sini cerita menjadi semakin menarik.  Karena Dasarata hanya memerintahkan Putera yang lahir Dewi Sukasalya dan Putera Dewi Sumitra.  Dia melarang ketika Barata ingin ikut Raden Rama Ke Hutan Dandaka.  Apakah semua ini ada hubungannya dengan janji Prabu dasarata kepada Dewi Kekeyi ketika itu? Kenapa Raden Lesmana yang harus ikut Raden Rama?  Bukankan Raden Satrugena si bungsu justru memiliki kesaktian luar biasa?  Jawabnya akan anda temukan setelah tuntas anda mendengarkan MP3 Wayang Kulit Ki Narto Sabdo dalam Cerita Ramayana I (Sri Rama Lahir) berikut ini. Selamat Menikmati.
  1. Ramayana I (Sri Rama Lahir)1a
  2. Ramayana I (Sri Rama Lahir)1b
  3. Ramayana I (Sri Rama Lahir)2a
  4. Ramayana I (Sri Rama Lahir)2b
  5. Ramayana I (Sri Rama Lahir)3a
  6. Ramayana I (Sri Rama Lahir)3b
  7. Ramayana I (Sri Rama Lahir)4a
  8. Ramayana I (Sri Rama Lahir)4b

(Terima kasih anda telah mampir di blog ini. Jika sudah berhasil download file kami, mohon tinggalkan komentar untuk perbaikan selanjutnya)
Title: MP3 Wayang Kulit KI Narto Sabdho – Ramayana I (Sri Rama Lahir)
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono