Ki H Anom Soeroto – Kumbakarna Gugur

Ki H Anom Soeroto – Kumbakarna Gugur



Menarik bukan saja dari aspek penceriteraan tetapi juga pada pagelarannya.  Pak Anom seolah-olah menafikan aspek pakem yang selama ini dipandang wingit.  Betapa tidak?  Pada adegan kedhaton / limbukan misalnya.  Dasamuka meminta iringan gending ketika hendak dhahar. Tetapi betapa gendhing-gendhing tersebut tidak pernah sampai suwuk.  Jangankan suwuk, rep saja tidak.  Cara wira pradangga menghentikan gending benar benar kacau.  Hal yang tidak lumrah ini justru semakin menguatkan karakter Raja Alengka, Rahwana alias Dasamuka.
Cerita dimulai ketika Prabu Dasamuka benar-benar marah dan frustasi, karena sepanjang Perang Brubuh Alengka, tak sekalipun dia memperoleh kemenangan.  Hampir separo kekuatan Alengka telah tewas di medan pertempuran.  Tak kurang dari Jambu Mangli, Katakiya, Janggisrana, Wirakampana dan raksasa sakti lainnya telah tewas.  Bahkan Patih Prahasta juga telah tewas ditangan Anila.  Kesedihan Dasamuka memuncak ketika teringat bahwa Sarpakenaka yang kesaktiannya tiada tara juga telah mati.
Kekalahan demi kekalahan yang menimpa Dasamuka ditimpakan pada sosok Gunawan Kurda Wibisana.  Dimata Dasamuka, dialah sumber malapetaka karena telah bergabung dengan Prabu Rama.  Gunawan Wibisana dianggap telah membocorkan rahasia kekuatan Alengka.  Dasamuka berniat untuk berangkat sendiri memimpin pertempuran melawan Prabu Rama.
Hal ini dihentikan oleh putra-putra Rahwana yang lain yaitu : Trisirah, Trikaya, Trinetra, Trimurda, Dewantaka dan Narantaka. Mereka bertekad untuk meju ke medan laga demi menjaga wibawa Prabu Dasamuka.  Maka jadilah mereka berlima diangkat menjadi Senapati Alengka untuk menumpas Rama dan prajurit keranya.
Sayangnya, merekapun tak berdaya menhadapi kehebatan pasukan kera yang dipimpin oleh Prabu Rama.  Mereka harus menerima kenyataan dalam pertempuran membela keserakahan Prabu Dasamuka.  Tak pelak, kejadian ini membuat Dasamuka semakin murka.  Kebenciannya pada Prabu Rama dan Gunawan Wibisana semakin menjadi.
Disaat genting itulah, egoisme Rahwana surut juga.  Ia teringat kepada adiknya yaitu Kumbakarna yang hingga saat ini masih bertapa (tidur) di Gunung Gohmuka. Ia memerintahkan Indrajid untuk menghadirkan Satria Pangleburgangsa itu kehadapannya.  Tujuannya jelas, yaitu untuk dibujuk agar bersedia menjadi senapati Alengka.
Pada akhirnya Kumbakarna memanng bersedia menjadi Senapati Alengka.  Akan tetapi bagaimana ceritanya?  Bagaimana pula kedua anak kembar Kumakarna, yaitu Aswanikumba dan Kumbakumba juga tewas dalam pertempuran yang dahsyat ini.
Jawabannya bisa anda ketahui setelah tuntas mengikuti Lakon Kumbakarna Gugur yang dengan manis dibawakan oleh Ki H Anom Suroto.
Title: Ki H Anom Soeroto – Kumbakarna Gugur
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Martono